Keesokan harinya.
Dodi
"Ai, jadi ikut kan? Entar aku jemput yah"
Ai
"Baru mau nanyain. Iyah, jadi kok"
Dodi
"Ini Bang Jeff maksa kamu ikut, suruh nyanyi katanya"
Ai
"Lah?!?!?"
Dodi
"Otw yah"
Pertama kali jatuh cinta sama Dodi, ditembak, kencan, ngerjakan tugas bareng, curhat soal sekolah, dan mimpi. Walaupun Dodi emang yang deketin duluan.
"Ah sepertinya cuma Dodi yang sudah meraih impiannya, sedangkan aku? Aku masih mentok di sini aja", pikir Ai.
Ai menjadi kepikiran soal apa yang dibicarakan anak-anak Enam Hari. Tak sengaja Ai membuka laci meja belajarnya dan menemukan kertas tabulature lagu-lagu jaman SMA.
Hal itu membangkitkan memori Ai semasa SMA bersama Dodi.
"Iya Dodi, hati-hati di jalan.", kata ibunya Ai.
"Ati-ati nyetirnya, mending kalo ngantuk nginep di rumahnya bang Eja aja", kata Ai.
"Enggak, tadi kan udah ngopi", kata Dodi sambil berjalan menuju mobilnya.
Ai dan ibunya menunggu Dodi sampai Dodi pergi kemudian masuk ke dalam rumah.
"Ma, ini ada Dodi", kata Ai.
"Permisi tante. Saya Dodi teman SMAnya Ai, ini mau nganter pulang Ai, tante" kata Dodi sambil salim ke ibunya Ai.
"Oh iya Dodi. Tante sering denger tentang kamu dari Ai. Makasih sudah nganter Ai pulang. Kapan-kapan main ke rumah ya", kata ibunya Ai.
"Iya tante. Permisi, saya izin pulang dulu, ga enak sudah malam" kata Dodi.
Waktu pun berlalu dan Ai pun pulang ke rumah bersama Dodi.
Sesampainya di rumah.
"Ada Mas Dai, Ai?", tanya Dodi.
"Lagi ga di rumah sih, tapi ada Mama si Di. Bentar", kata Ai.
Ai pun memanggil ibunya.
Ai pun berpikir mungkin ada baiknya ia dan Dodi balikan. Namun, Ai merasa masih ada hal yang mengganjal di hati jika ia balikan dengan Dodi.
Dodi cukup tertutup bila ada masalah.
Ai merasa tidak pernah ada saat Dodi jatuh. Bahkan, Dodi akan meninggalkan Ai ketika ia jatuh.
"Udah balikan sana kalian berdua", kata Jeffri.
Ai dan Dodi pun terdiam.
"Ah udah bang Jeff, ga usah dipaksa", kata Eja.
"Iya ntar tau-tau balikan sendiri", kata Wira.
"Tapi kalo Ai bisa motor nanti ga minta Dodi yang nganter dong, jangan ajarin lah Di. Entar ga bisa pedekate lagi dong", kata Jeffri.
"Haha tau aja niat gua bang", kata Dodi.
Muka Ai pun memerah.
"Tuh mukanya Ai udah merah tuh", kata Satria.
"Ai gampang lah, entar aku bilangin Mas Dai", kata Bang Eja.
"Aku ga enak sama Dodi mas", kata Ai.
"Kayak sama siapa aja ga enakan, gapapa ikut aja itung-itung refreshing", kata Dodi.
"Yah kalo Dodi gapapa yah aku ikut aja deh hehe", kata Ai.
"Sekalian minta ajarin motor ke Dodi lah, biar bisa motoran sendiri", kata Eja.
"Siap bang Eja", kata Ai.