Kemudian Damian menarik kakinya ke atas. Air itu tumpah ruah dari toilet yang rusak.
Ada yang membuatnya harus memilih, mati atau berbohong pada diri sendiri. Karena pada dasarnya manusia ada untuk mereka-reka kenyataan.
punggungnya penuh dengan luka cambuk, tangannya yang kekar menarik bayi perlahan. Sementara sang ibu merintih kehabisan tenaga.
Matanya mulai melemah, tangannya mulai meraba-raba. Kini ia terjatuh dalam mimpi yang diminumnya semalam.
Diam-diam ia membuka kembali jurnal hariaanya. Beberapa puisi lamanya ia bacakan seperti mantra pemanggil orang yang telah lama hilang.
Sudah lama aku tidak mendengar keluh kesahmu, bahkan nyaris kau tak pernah. Tiba-tiba saja kau bercerita tentang rasa sakit yang aku kenal.
Saat hujan deras air sumur berubah warna menjadi kecoklatan pekat menyerupai gumpalan nanah dari luka yang menganga.
Seseorang mengetuk pintu ditengah malam. Damian tidak bergerak dari tempat duduknya, malam ini dirinya tahu akan habis karena keyakinannya.
Susi sedang jalan-jalan ke Singapore, entah mau beli parfume atau make up penebal muka. Kekasihnya kesepian dengan memegang sekotak kondom.
Sesekali ia mengintip jendela, uap hujan membentuk embun di kaca. Ia menuliskan namanya dan berkaca-kaca.