Aku ingin engkau setia. Seperti kilat yang takkan membiarkan guntur lenyap dari sisinya.

Jangan sampai engkau menganggapku buih di lautan. Yang engkau tak tahu kapan aku datang dan menghilang.

Bilakah aku seperti pelangi? Meski hadirnya sesaat, tapi engkau akan setia menanti dan memandangku dengan tatapan lekat.

Jangan engkau anggap aku seperti Rumah Jeda. Rehat sejenak lalu pergi begitu saja. Aku ini Rumah Hati, yang mengantarmu pergi dan menantimu untuk kembali.

Buih di lautan tak pernah bersedih saat tak menepi pada bibir pantai. Hidupnya tak pernah pasti. Ia tidak seperti matahari, yang hadir sedari fajar dan menepi pada senja yang letih.

Aku ingin engkau terus di sini. Seperti langit yang takkan pernah membiarkan awan sendiri.

Aku merindukanmu seperti hujan yang membasahi bumi untuk disentuhnya.

Aku membencimu. Sungguh. Tapi ketika kau jauh, aku merindukanmu. Ke marilah agar aku bisa membencimu lagi.

Anggaplah aku sesepoi angin. Meski tak bisa kau dekap, tapi akan terus menyejukkan kalbumu

Kita seperti malam & siang yg brkejaran. Pun, seperti bulan & matahari yg saling merindukan. Namun, jk salah 1 dr kita hilang, kita akn mmbahayakan semesta. Apalagi jk kita bersama. Dunia bs hancur, bahkan.