kulantunkan namamu menjadi sebait doa yang mengobati lukanya kenangan
ah… Aku merindukanmu…
kutitip rindu pada langit-langit malam
kugantungkan rindu pada sudut-sudut sunyi
Semua tentangmu adalah canda yang tak lagi menderai riang
yang terindera sejauh sepi adalah maya
Begitu banyak tanda tanya tersebar, terselip, tercecer. Sementara pilihanku hanyalah bersabar, menanti waktu mengurai jawaban.
Ah… Tapi hal itu tak pernah semudah meludah, buang lalu lupakan !
Menjadi bubur coklat misalnya, atau bubur ayam, senikmatmu saja meramu…
Menurut dia yang bijaksana, Jika nasi sudah menjadi bubur, mari kembangkan kreatifitas meramu bubur.
tali sudah terputus dan waktu sudah mulai berbicara tentang kenangan.
Tak lagi berguna air mata membasuh taliku, talimu, keputusan sudah membulat,
Mungkin tali sudah terputus menemui takdirnya, kita memegang bagian tali terputus itu masing-masing.