Yang pernah diajak bertahan malah pergi meninggalkan.
Yang tak pernah ditunggu seringkali tiba-tiba bertemu.
Padahal takdir bukan lelucon.
Alangkah baiknya dinikmati dulu. Mumpung bahagiamu sedang memiliki waktu untuk mengajakmu pura-pura tak mengingat aku.
semua kenangan memang berasal dari masa lalu tapi tetap punya tempat tersendiri di hati yang sedang bergerak ke masa depan.
Seperti yang kau tahu, aku menjauh tak membawa banyak bekal kekuatan. Sisa kata-kata dari percakapan-percakapan kemarin, kini sedang kurangkai menjadi puisi-puisi lucu yang kerapkali kutulis sambil menangis.
Semoga suatu saat kau bisa meluangkan waktu untuk sesekali melihat di sekitarmu. Seseorang yang selalu berada di sana, menetapkan kamu sebagai mimpi dan harapannya.
Tidak memaksa apalagi mengharuskan, hanya saja ... Hargailah.
Yang mencintaimu sudah menyediakan rumah dan waktu tunggu. Jangan larut menikmati persinggahan, segera pulang dan tetap hati-hati di jalan.
Dan maaf sekali lagi, kalau aku masih lelaki yang berusaha melupakanmu dengan cara yang nyaris tak pernah kutemukan.
Selebat apa pun hujan,
ia tak pernah lebih deras dari rindu yang kukirim.
Malam ini aku bersama teman yang mendengar apa pun yang kuceritakan, sahabat yang baik.
Ah, secangkir kopi memang tak pernah mengecewakan.
Sesekali kemarilah.
Meski bukan lagi tempat tinggalmu,
nyamannya masih tersisa bersama kenangan kita yang tak kubuang buru-buru.