Sesuatu itu, mungkin cinta. Lantas mengapa kita masih selalu menanya?
Mencintamu. Seperti terjatuh ke dalam lubang tak berdasar.
Lantas, barangkali di ujung yang kita cari, ada bahagia menanti.
Tanpamu. Seribu tahun usiaku juga hanyalah kelabu.
Denganmu, tak menyisa tanya.
Aku mau mencumbu keningmu, merambati anak rambutmu. Selepasnya kita membunuh rindu yang memburu, dengan apapun itu. Bersediakah kamu?
Apakah darahmu tercampur aku, kemudian jantungmu ber-irama rindu tentangku? Aku dibekap ragu.
Sayang, berkatalah..sedikit sapa-mu kan membuat indah. Agar tenang membuncah.
Lalu dimana kau sembunyikan luka? Apa kau resapkan bersama derai tawa, ataukah tersimpan rapih dalam airmata.
Bolehkah aku menjadi cawan tehmu itu, jadi yang kau sentuh, kau kecup setiap sisi atasnya, hingga tak henti kau genggam. Aku rindu.