Sebelumnya mohon maaf, sejak terakhir berbagi, saya sakit dan abis itu deadline lagi. T_T
Kalau mau gampangnya sih ya, ya tak jawab aja tarif paling mahal sejauh ini. Rp1.900/kata
Dan klien ini sampai sekarang masih ngasih kerjaan tiap bulan dan paling cepet bayarnya
.
Tapi tanggapan yang paling sering adalah: "MASAK SIH? Gak mongkeeeen." Yah, terserah lah apa kata lu dek.
Beranjak dari pengalaman tersebut, apabila ada pertanyaan semacam itu, daripada menghindar, tak tanyain dulu, sudah usaha nyari tahu di mana aja dan apa yang didapat atau bagaimana caranya nyari kalau ngaku ga dapat. Karena setelah nyari-nyari, tentunya rentangnya jauh-jauh.
Ada yang tarifnya Rp300/kata, ada yang sampai USD 2/kata!!! Jatohnya memang jauh banget rentangnya dan bikin pemula jadi bingung nentuin harga mereka.
Kalau kata senior saya: alas kaki juga bermacam-macam, dari sendal jepit sampai Gucci pun semua tetap ada yang beli. Begitu pula terjemahan, harga yang ditetapkan tiap penerjemah bisa langit dan bumi.
Inti dari nentuin tarif hanya satu, yang mana bikin kita kerja makin bergairah. Istilah orang luar, enough money to get you out of the bed.
Bagi yang profesional, biasanya ada batas yang menurut mereka terlalu rendah. Sedangkan bagi penerjemah hobi atau yang masih coba-coba, bisa jadi mereka hanya cari duit jajan buat beli barang A, dan tidak perlu ngoyo, karena gaji bulanan masih cukup.
Tapi sayang banget kan kalau misalnya sebenarnya kamu bisa dibayar Rp300/kata, tapi kamu malah kasih Rp50/kata.
"Ya, kan saya masih pemula, kak. Siapa tahu terjemahan saya gak bagus. Makanya tarifnya rendah aja." Iya sih, ada benarnya. Dulu sempat ada yang ngeluh agak frustrasi di medsos, penerjemah baru ga bisa ngukur diri.
Untuk ngukur diri, cara paling gampang adalah ikut kursus terjemahan atau menyunting teks, atau kerja sambil ikut orang (agensi, nerjemahin fiksi, dsb). Yang penting adalah ada yang bisa ngoreksi terjemahan kita, dan menyediakan masukan perbaikan.
Hal-hal kecil yang sering saya lihat diabaikan penerjemah pemula adalah:
1. disini, disitu, dimana - kata depan
2. ngak - ejaan :|
3. tanda baca (titik ilang), spasi, huruf kapital
"Ya, okesip. Terus itung tarifnya gimana, kakak?" Ishh, pengin tak pites! Ada banyak cara nentuin tarif. Paling gampang adalah sekarang kamu digaji berapa? Anggaplah UMR Jakarta, dibagi 176 (dari 22 hari*8 jam kerja) = kurang lebih Rp19.000 per jam adalah tarif kamu.
Kalau dianggap satu jam bisa nerjemahin 250 kata, berarti tarif per kata adalah Rp76. Ini jumlah kata standar kesepakatan asosiasi profesi penerjemah, kamu bisa lebih lambat, atau lebih cepat.
Tapi tunggu dulu, itu kalau kamu dikasih berkat sama Tuhan dapat kerjaan terus selama 22 hari dan 8 jam kerja, setiap hari kerja. Seringnya sih tidak, karena itu mari kita dobelkan, jadi Rp152. Jadi walaupun ada masa paceklik, kita tetap dapat penghasilan U-M-R.
UMR sounds depressing? Ya iya lah, makanya saya bilang, tarif yang bikin kita kerja makin bergairah atau keluar dari selimut. BTW, saya kerja tiap hari tidak pernah lebih dari 3 jam, kecuali klien memberi kerjaan segambreng
Ini belum hitung biaya hedon, biaya belajar alat penerjemahan (CAT Tools), biaya internet, biaya jalan-jalan ke Eropa, biaya tabungan hari tua, BPJS, biaya rumah sakit, dsb, dst.
Tentunya tidak semua orang bisa langsung mulai jembreng dapat tarif 50 sen USD. Bisa saja merangkak dulu dari 3-4 sen. Kalau sudah ada pengalaman, bisa naikin, setiap ada klien baru, ajukan tarif baru. Jangan lupa kasih patokan paling bawah buat diri sendiri, tarif seberapa kamu ogah keluar dari selimut?
Sementara merangkak, bisa lah ikut pelatihan ini-itu, ambil ujian kompetensi (UKBI susah mampus, men!), tes sertifikasi penerjemah, belajar teknik promosi dan negosiasi, teknik nyari klien, milih spesialisasi penerjemahan, dan lain-lain.
Paling oke di sesi berbagi sebelumnya adalah ada yang komen tentang nawarin paket nerjemahin, ini bagus banget. Artinya sudah ada jiwa menjual diri. #eh
BTW, kalau subtitling dan kerjaan lain, itung lama kerja (effort). Untuk subtitle audio visual per durasi 1 menit, biasanya kalau saya butuh 5 menit. Jadi kalau satu film seri 45 menit, saya butuh 4 jam. Kalau timestamp ga diperluka, ya mungkin bisa dipangkas jadi 2 jam.
Ada juga kerjaan seperti: bikin glosarium, bikin Style Guide, cek terjemahan, dsb. Dikira-kira aja dengan lihat sampel kerjaan yang harus digarap.
Interpreting atau juru bahasa bukan ranah saya, tapi saya dengar tarif profesional mulai USD 40/jam. Dan kerjaan ini menurut saya butuh pelatihan kalau mau jadi profesional, karena lumayan berat dan hampir ga boleh salah sama sekali.
Akhir kata, jangan marah bila nanti kalau sudah lumayan penghasilannya, kamu dikira pelihara tuyul, jadi ayam, atau simpanan oom-oom. Yang penting bayar pajak.
Nantikan sesi berbagi selanjutnya. Kemungkinan Selasa depan, karena Kamis deadline lagi
Yak mangga kalo ada yang mo nanya-nanya.
adzania: pengalaman pribadi, kak. gara-gara aku bilang kerja malam sama klien
tampang anak kuliahan dan kerjanya malam ckckck
windaw: terus rajin perawatan ke salon
empyreans: tapi perawatannya pijat. kebanyakan duduk (haha)