Si Kancil Merayu Singa Barong
“Singa Barong, aku dengar aumanmu sekarang berubah jadi sangat merdu setelah kamu berlatih menyanyi pada burung beo?”
kata Si Kancil mencoba mencari sesuatu yang menarik buat Singa Barong.
Ternyata pilihan topik pembicaraan Sang Kancil tepat sasaran.
Singa Barong yang sangat bangga dengan auman yang dianggapnya sangat merdu --
mendadak menjadi sangat senang mendengar pujian Si Kancil.
Untuk sejenak dia lupa akan keinginan dirinya memangsa daging Kancil.
Dia sangat tertarik mendengar Si Kancil menyebut-nyebut keindahan aumannya.
“Benar sekali Tuan Kantjiel. Saja telah berlatih keras selama satu tahun pada burung beo,
dan kini Saja memiliki auman jang boleh dikata tidak akan mengetjewakan pendengarnja”
kata Singa Barong dengan hati berbunga-bunga.
Tentu saja Si Kancil tambah pede untuk membujuk Singa Barong yang kelihatan sangat tertarik dengan topik pembicaraan.
“Tidak inginkah aumanmu didengar oleh para binatang hutan dengan seksama dan penuh kekaguman?.
Tidak inginkah dirimu menjadi pelantun auman yang digemari oleh para penghuni hutan? Aku bisa membuatkan partitur auman istimewa buatmu!”
tanya Kancil langsung to the point menawarkan keuntungan yang akan diperoleh Singa Barong bila bersedia mengeksplorasi aumannya.
“Mauuuuuuu! Mau banget!!! Saja ingin sekali mereka mendengarkan Saja mengaum dengan komposisi partitur ciptaan Tuan,
kata Singa Barong penuh antusias.
Singa Barong yang selama ini memendam rasa kesepian karena dijauhi para penghuni hutan
sangat berharap auman indahnya akan membuat dirinya lebih dekat dengan mereka.
Sementara Si Kancil juga berlega hati.
Dirinya telah berhasil membujuk Singa Barong untuk melupakan daging kancil yang gurih
dan menggantinya dengan mengekplorasi aumannya yang diharapkan akan menghibur penghuni hutan.
Kini tiba saatnya Si Kancil membujuk Singa Barong ke tahap berikutnya,
yaitu meninggalkan kebiasaan makan binatang-binatang hutan dan beralih menjadi penyantap ikan yang melimpah di sungai di pinggir hutan.
“Dengar Singa Barong! Saat ini para binatang hutan takut mendengar aumanmu! Mereka pada lari terbirit-birit karena takut kau mangsa!.
Jadi kalau dirimu mau didengar oleh mereka semua,
harap berhentilah memakan binatang hutan! Beralihlah menyantap ikan yang melimpah ruah di sungai
Ibaratnya dirimu cukup membuka mulut, mereka akan masuk sendiri saking banyaknya!”
kata Si Kancil.
Sejenak Singa Barong merenungkan kata-kata Si Kancil.
Dipikirkan untung rugi bila dirinya beralih dari menyantap binatang hutan menjadi menyantap ikan-ikan penghuni sungai.
Kalau dipikir-pikir ternyata usulan Kancil memang lebih menguntungkan bagi dirinya.
weeesss , ceritanya puanjang buanggeettt
ka'n ketawa ituh ibadah . . .