Dia bilang saya pembohong.
Saya tidak bisa dipercaya.
Saya anak kurang ajar tak berotak.
Dia menyesal melahirkan saya.
Saya tidak pernah membantu dia.
Dia bekerja keras demi saya,
Mencari uang untuk penuhi kebutuhan saya,
Melimpah materi kami bagiku
Tandus kering guci afeksi.ku
Saya sadar saya juga tak punya kepercayaan untuknya
Dia berkata, saya melahirkan kamu
Kamu tidak punya hak untuk marah sama saya
Sungguh indah kata-kata-mu
Belajar darimana engkau berkata seperti itu?
Dari temanmu yang tak punya anak itu kah?
Dari orang yang tak tahu seperti apa punya anak kandung itukah?
Dari temanmu yang tak tahu bagaimana merawat hati dari nyawa yang Tuhan titipkan itu-kah?
Ataukah dari sinetron sampah yang selama ini kau tonton itukah?
Kenapa kau begitu pintar?
Pintar berkata tajam dan membunuh
Begitu cintanya engkau kepada uang
Begitu cintanya engkau kepada uang
Bekerja keras kau mendapatkannya
Tak pernah kau bekerja keras dapatkan perhatian dan kepercayaanku
Sungguh menyenangkan di awalnya
Kemudian di detik berikutnya kau hina aku
Aku tak ingin lagi mencoba
Sungguh manis nada suaramu
Kau gunakan itu sebagai senjatamu
Senjata untuk menyakitiku
Saya membuat sebuah pembatas, sebuah tameng
Untuk melindungi serpihan hati yang tersisa
Serpihan yang masih bisa kubagi
Untuk mereka yang tak menyakitiku
For they who have faithfulness for me
Sungguh indah rasanya berbagi cinta
Kenapa ketakutan yang kurasakan
Bukan perasaan sayang yang membuncah seakan akan meledak saat bertemu sahabatku
Kenapa tubuhku tak menyukai sentuhanmu
Tak seperti saat disentuh sahabatku
Seolah rasa sayangku keluar melalui kulitku, menggapainya
Saat kau sentuh, tubuhku terasa dialiri listrik
Rasa sakit itu...lama kelamaan menjadi tak suka, dan jijik pada akhirnya
Otot mukaku otomatis membentuk raut tak suka saat berbicara denganmu
Berubah menjadi gembira dan memancarkan senyum hangat saat berbicara dengannya
Menyenangkan sekali bersamanya
Menakutkan sungguh bersamamu
Tersenyum wajah bersamanya
Tinggi penjagaan bersamamu
#peluk
#pats #peyukmakinerat Yang sabar ya, nduk... #ditaboks