duduk bersandar pada tangannya
kampung halaman terbayang sepanjang jalan
dalam feri yang melancar ke tanah jawa
delapan tahun ia tak pulang
kerinduan itu terus memanggil
pada desa yang terpaksa ia tinggalkan
karena tak memberikan lagi harapan
angin bertiup melemparkan gelombang
buih di buritan melepaskan kapal
wagiman tua menghela napas panjang
harapan dimana mana ternyata hampa
menggarap tanah bersama sama
namun panen hanya idaman saja
tumbuhan mengering lebih sering
feri merapat mengikatkan tambang
penumpang turun menjinjing bawaan
wagiman tua tertegun melihat desanya
kini tenggelam di telan air bendungan
delapan tahun ia tak pulang
kerinduan itu terus memanggil
pada desa yang terpaksa ia tinggalkan
karena tak memberikan lagi harapan