pihak TK memang sengaja tidak memasang pohon natal setelah melakukan survei ke anak-anak TK di sekolahnya mau memasang atau tidak. jawaban anak-anak mayoritas tidak ingin ada pohon natal karena “bosan” lihat pohon natal di mana-mana.
keputusan ini tentu kontroversial. banyak pihak menganggap TK itu rasis, tidak menghargai natal, dsb dsb. beberapa pihak luar bahkan mengirim surat kecaman dan ancaman ke pihak sekolah.
suatu hari, pihak TK mendapati ada pohon natal terpasang di halaman TK. karena sering mendapat teror, pihak TK menganggap ini adalah sala satu usaha teror. polisi pun dipanggil untuk mengusut.
pelaku pun diketahui. rupanya si pelaku adalah pengusaha penjual pohon natal, dan menyatakan bahwa dia mengira pihak sekolah tidak mampu beli dan berniat baik menyumbang satu pohon natal.
pelaku didakwa melakukan pelanggaran privasi, dengan masuk ke area sekolah tanpa izin, meski pelaku menyangkap dengan alasan pintu pagar sekolah tidak dikunci dan dia tidak melakukan kerusakan apa pun.
kejadian ini terjadi tahun lalu, dan berita sidangnya naik lagi. pelaku mengaku tidak bersalah dan menolak membayar denda sebesar 3.000€ dan bersikeras ia tidak bersalah.
ada hal menarik dari kasus ini. sejak kecil, anak-anak Jerman suaranya didengar dan dianggap berharga. keputusan tidak memasang pohon natal adalah keputusan anak-anak.